Kamis, 29 Januari 2015

Cinta Monyet


Liburan sekolah telah tiba dan akhirnya aku dapat beristirahat dari rutinitasku yang cukup padat di sekolah dan di tempat les. Aku berharap ayah dan ibu bisa mengajakku berlibur ke luar kota atau kemana pun yang penting aku bisa menikmati masa liburanku tapi apa boleh buat karena adikku yang pada saat itu masih kecil dan pekerjaan ayah yang sangat banyak sehingga tidak dapat mengambil cuti membuat aku hanya menikmati liburan kenaikan kelas di rumah saja. Karena hanya liburan di rumah saja sehingga membuatku menjadi bosan, kegiatan yang aku lakukan ketika liburan itu hanyalah makan, tidur, dan menonton film dan sinetron di televisi yang pada saat itu sedang musim-musimnya film dan sinetron yang mengambil topik percintaan di kalangan anak muda. Walaupun terasa sangat membosankan tetapi aku menikmati liburan kali ini, karena aku dapat beristirahat dengan cukup dan juga dapat menambah skillku untuk mendekati wanita karena sering menonton film dan sinetron tentang percintaan.
Akhirnya liburan pun berakhir, setelah kurang lebih 2 minggu waktu yang di berikan untuk berlibur aku pun harus kembali mengikuti semua kegiatan di sekolah dasarku. Perasaanku pada saat itu sungguh tak karuan karena selain senang bisa kembali bersekolah dan bertemu dengan teman-teman yang lain namun aku pun sedih karena tidak mempunyai cerita ketika liburan yang biasanya disampaikan ketika minggu pertama sekolah dan juga aku akan ketinggalan sinetron yang biasanya aku lihat ketika liburan , karena pada saat itu sinetron ditayangkan di tv pada pagi hari dan siang hari.
Namun kesedihan yang aku rasakan ketika hari pertama masuk sekolah sekejap sirna, karena baru saja aku memasuki kelas yang baru dengan wali kelas yang baru namun masih dengan teman-teman yang lama minus hafian yang pada saat itu sudah pindah sekolah, ketika pertama masuk kelas orang yang pertama kulihat adalah yulistya dengan potongan rambut barunya yang membuatnya semakin terlihat cantik dan membuatku semakin menyukainya. “hi… apa kabar ? liburan kemana kemaren ?” tanyaku kepada yulistya walaupun dengan sedikit menundukan kepala karena masih saja ada sedikit rasa malu, “iya sehat, liburan di rumah nenek aja, kamu liburan kemana ?” jawabnya sambil tersenyum padaku. Pada saat itu hatiku rasanya tak karuan sekali, kaki ku pun gemetaran karena mungkin saking tegangnya aku namun berkat sinetron dan film yang aku lihat ketika liburan aku pun kembali menjawab dan menanyakan beberapa hal kepadany, hingga akhirnya wali kelas datang untuk melakukan perkenalan.
Wajahnya yang ayu rupawan, senyumnya yang manis, dan tutur bahasanya yang indah selalu saja terbayang di benakku pada saat itu dan aku sangat menyukai segala tentangnya pada saat itu. Mungkin ini yang sering di bilang jatuh cinta pada sinetron dan film yang sering aku lihat ketika liburan, namun aku masih minder dengan tinggi badanku yang saat itu lebih pendek darinya hingga akhirnya aku meminta ayah untuk membelikanku susu yang dapat mempercepat pertumbuhan tinggi badanku. Selain meminum susu yang sudah di belikan oleh ayah aku juga melakukan beberapa cara lainnya agar tinggi badanku cepat bertambah, diantaranya aku mengikuti les renang dan sering latihan basket di rumah karena kata ayah kalo pengen tinggi harus berenang dan basket. Hingga akhirnya pada tahun itu aku kurang bersemangat untuk belajar karena termotivasi untuk menambah tinggi badanku dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menambah tinggi badan, alhasil nilai rapotku pada semester itu (pada saat itu mulai menggunakan sistem semester tidak lagi catur wulan) sedikit turun dan aku tidak lagi menjadi ranking 1 tapi turun menjadi ranking 3.
Setelah kurang lebih 8 bulan berusaha untuk menambah tinggi badan namun tetap saja aku tidak bisa melebihi tinggi yulistya, jangankan untuk lebih tinggi darinya untuk menyamakan tinggi badan kami pun masih sangat jauh, pada saat itu perbedaan tinggi kami kira-kira 15cm itu merupakan jarak yang sangat jauh karena entah mengapa yulistya tumbuh dengan sangat cepat. Hal tersebut yang menjadi beban pikiranku untuk mengungkapkan rasa yang ada dalam diriku kepadanya dan aku pun terpaksa memendam rasa ini sekian lama, namun kami menjadi sangat akrab pada saat itu karena mungkin keterbukaan satu sama lain sehingga tidak ada lagi kecanggungan dalam komunikasi yang kami lakukan.
Pada suatu hari di lapangan di sekolah dasarku yulistya menungguku ketika istirahat karena katanya ada yang ingin dia sampaikan kepadaku, “wah akankah dia mengatakan perasaanya kepadaku?” pikir dalam benakku saat itu. Setelah selesai jajan beberapa makanan di depan sekolah tak lupa aku juga membelikan minuman untuk yulistya, niatnya sih biar so sweet tapi ketika aku sampai ke lapangan terlihat yulistya sangat lah gelisah. “Ada apa yu ? nih minum dulu biar gak panik” sapaku dengan penuh canda seperti biasanya, “ini loh aku bingung” jawabnya dengan lugu, “hahaha mungkin dia bingung gimana caranya menyampaikan rasa cintanya padaku” pikirku, “emang bingung kenapa ?” sambil tersenyum aku pun mulai percaya diri, “ini yudi ngajak aku pacaran, terima jangan ya ? aku sih pengen nerima tapi takut ketauan sama ibu aku nanti aku dimarahin” jawabnya dengan polos. Betapa hancurnya perasaanku pada saat itu mengetahui selain kalah start oleh yudi ternyata yulistya pun juga nampaknya menyimpan rasa kepada yudi. “tolak aja sih kalo gitu mah nanti dimarahin loh sama ibu kamu” berharap yulistya menolaknya sehingga aku menjawab seperti itu, “tapi….” Dengan mata berkaca-kaca ia menjawab pertanyaanku, “tapi apa ?!” tanyaku sambil membuang makanan yang tadi aku beli karena mungkin aku kesal, “tapi aku juga suka sama yudi !!!!” sambil berlari ke kelas yulistya pun menghancurkan hatiku menjadi berkeping-keping. Hancur sudah semua harapan dan percuma sudah usahaku selama ini untuk mendekatinya karena ternyata dia lebih menyukai orang lain dari pada aku.

Setelah mengetahui perasaannya yang sebenarnya membuat aku sedikit sakit hati karena cintaku bertepuk sebelah tangan dan mulai saat itu aku sedikit menjauh darinya karena mungkin sakit hati yang aku terima karena dia lebih menyukai orang lain dari pada aku yang sudah hampir satu tahun terakhir belakang dekat dengannya. Mungkin bila aku lebih dulu mengungkapkan perasaanku kepadanya nasibku tidak akan semalang pada saat itu, dari pengalaman tersebut membuat aku selalu saja to the point atau langsung mengungkapkan perasaanku kepada wanita yang aku suka walaupun kami baru dekat beberapa hari atau beberapa jam. Aku selalu mengungkapkan perasaan sukaku kepada wanita yang aku suka dan menanyakan apakah dia mau menjadi pacarku karena aku tidak mau mengulang pengalaman yang membuatku sakit hati, walaupun sering ditolak karena alasan yang sama yaitu “kita baru aja kenal,mungkin terlalu cepat dan kayaknya aku gak bisa” itu yang sering dibilang oleh wanita yang menolakku walaupun pada akhirnya tetap menerimaku karena setelah itu mereka mengetahui perasaanku sehingga membuat lebih mudah untuk menjalin hubungan. Pelajaran sangat berharga dari Cinta Monyet(cinta masa kecil)ku jangan menunda-nunda untuk berharap sesuatu yang belum pasti, pastikanlah terlebih dahulu lalu lakukanlah beberapa usaha untuk mencapai apa yang telah menjadi harapan kita.