Liburan sekolah telah
tiba dan akhirnya aku dapat beristirahat dari rutinitasku yang cukup padat di
sekolah dan di tempat les. Aku berharap ayah dan ibu bisa mengajakku berlibur
ke luar kota atau kemana pun yang penting aku bisa menikmati masa liburanku
tapi apa boleh buat karena adikku yang pada saat itu masih kecil dan pekerjaan
ayah yang sangat banyak sehingga tidak dapat mengambil cuti membuat aku hanya
menikmati liburan kenaikan kelas di rumah saja. Karena hanya liburan di rumah
saja sehingga membuatku menjadi bosan, kegiatan yang aku lakukan ketika liburan
itu hanyalah makan, tidur, dan menonton film dan sinetron di televisi yang pada
saat itu sedang musim-musimnya film dan sinetron yang mengambil topik
percintaan di kalangan anak muda. Walaupun terasa sangat membosankan tetapi aku
menikmati liburan kali ini, karena aku dapat beristirahat dengan cukup dan juga
dapat menambah skillku untuk mendekati wanita karena sering menonton film dan
sinetron tentang percintaan.
Akhirnya liburan pun
berakhir, setelah kurang lebih 2 minggu waktu yang di berikan untuk berlibur
aku pun harus kembali mengikuti semua kegiatan di sekolah dasarku. Perasaanku
pada saat itu sungguh tak karuan karena selain senang bisa kembali bersekolah
dan bertemu dengan teman-teman yang lain namun aku pun sedih karena tidak
mempunyai cerita ketika liburan yang biasanya disampaikan ketika minggu pertama
sekolah dan juga aku akan ketinggalan sinetron yang biasanya aku lihat ketika
liburan , karena pada saat itu sinetron ditayangkan di tv pada pagi hari dan
siang hari.
Namun kesedihan yang
aku rasakan ketika hari pertama masuk sekolah sekejap sirna, karena baru saja
aku memasuki kelas yang baru dengan wali kelas yang baru namun masih dengan
teman-teman yang lama minus hafian yang pada saat itu sudah pindah sekolah,
ketika pertama masuk kelas orang yang pertama kulihat adalah yulistya dengan
potongan rambut barunya yang membuatnya semakin terlihat cantik dan membuatku
semakin menyukainya. “hi… apa kabar ? liburan kemana kemaren ?” tanyaku kepada
yulistya walaupun dengan sedikit menundukan kepala karena masih saja ada
sedikit rasa malu, “iya sehat, liburan di rumah nenek aja, kamu liburan kemana
?” jawabnya sambil tersenyum padaku. Pada saat itu hatiku rasanya tak karuan
sekali, kaki ku pun gemetaran karena mungkin saking tegangnya aku namun berkat
sinetron dan film yang aku lihat ketika liburan aku pun kembali menjawab dan
menanyakan beberapa hal kepadany, hingga akhirnya wali kelas datang untuk
melakukan perkenalan.
Wajahnya yang ayu
rupawan, senyumnya yang manis, dan tutur bahasanya yang indah selalu saja
terbayang di benakku pada saat itu dan aku sangat menyukai segala tentangnya
pada saat itu. Mungkin ini yang sering di bilang jatuh cinta pada sinetron dan
film yang sering aku lihat ketika liburan, namun aku masih minder dengan tinggi
badanku yang saat itu lebih pendek darinya hingga akhirnya aku meminta ayah
untuk membelikanku susu yang dapat mempercepat pertumbuhan tinggi badanku. Selain
meminum susu yang sudah di belikan oleh ayah aku juga melakukan beberapa cara
lainnya agar tinggi badanku cepat bertambah, diantaranya aku mengikuti les
renang dan sering latihan basket di rumah karena kata ayah kalo pengen tinggi
harus berenang dan basket. Hingga akhirnya pada tahun itu aku kurang
bersemangat untuk belajar karena termotivasi untuk menambah tinggi badanku
dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menambah tinggi badan, alhasil
nilai rapotku pada semester itu (pada saat itu mulai menggunakan sistem
semester tidak lagi catur wulan) sedikit turun dan aku tidak lagi menjadi
ranking 1 tapi turun menjadi ranking 3.
Setelah kurang lebih 8
bulan berusaha untuk menambah tinggi badan namun tetap saja aku tidak bisa
melebihi tinggi yulistya, jangankan untuk lebih tinggi darinya untuk menyamakan
tinggi badan kami pun masih sangat jauh, pada saat itu perbedaan tinggi kami
kira-kira 15cm itu merupakan jarak yang sangat jauh karena entah mengapa
yulistya tumbuh dengan sangat cepat. Hal tersebut yang menjadi beban pikiranku
untuk mengungkapkan rasa yang ada dalam diriku kepadanya dan aku pun terpaksa
memendam rasa ini sekian lama, namun kami menjadi sangat akrab pada saat itu
karena mungkin keterbukaan satu sama lain sehingga tidak ada lagi kecanggungan
dalam komunikasi yang kami lakukan.
Pada suatu hari di
lapangan di sekolah dasarku yulistya menungguku ketika istirahat karena katanya
ada yang ingin dia sampaikan kepadaku, “wah akankah dia mengatakan perasaanya
kepadaku?” pikir dalam benakku saat itu. Setelah selesai jajan beberapa makanan
di depan sekolah tak lupa aku juga membelikan minuman untuk yulistya, niatnya
sih biar so sweet tapi ketika aku sampai ke lapangan terlihat yulistya sangat
lah gelisah. “Ada apa yu ? nih minum dulu biar gak panik” sapaku dengan penuh
canda seperti biasanya, “ini loh aku bingung” jawabnya dengan lugu, “hahaha
mungkin dia bingung gimana caranya menyampaikan rasa cintanya padaku” pikirku,
“emang bingung kenapa ?” sambil tersenyum aku pun mulai percaya diri, “ini yudi
ngajak aku pacaran, terima jangan ya ? aku sih pengen nerima tapi takut ketauan
sama ibu aku nanti aku dimarahin” jawabnya dengan polos. Betapa hancurnya
perasaanku pada saat itu mengetahui selain kalah start oleh yudi ternyata
yulistya pun juga nampaknya menyimpan rasa kepada yudi. “tolak aja sih kalo gitu
mah nanti dimarahin loh sama ibu kamu” berharap yulistya menolaknya sehingga
aku menjawab seperti itu, “tapi….” Dengan mata berkaca-kaca ia menjawab
pertanyaanku, “tapi apa ?!” tanyaku sambil membuang makanan yang tadi aku beli
karena mungkin aku kesal, “tapi aku juga suka sama yudi !!!!” sambil berlari ke
kelas yulistya pun menghancurkan hatiku menjadi berkeping-keping. Hancur sudah
semua harapan dan percuma sudah usahaku selama ini untuk mendekatinya karena
ternyata dia lebih menyukai orang lain dari pada aku.
Setelah mengetahui
perasaannya yang sebenarnya membuat aku sedikit sakit hati karena cintaku
bertepuk sebelah tangan dan mulai saat itu aku sedikit menjauh darinya karena
mungkin sakit hati yang aku terima karena dia lebih menyukai orang lain dari
pada aku yang sudah hampir satu tahun terakhir belakang dekat dengannya.
Mungkin bila aku lebih dulu mengungkapkan perasaanku kepadanya nasibku tidak
akan semalang pada saat itu, dari pengalaman tersebut membuat aku selalu saja
to the point atau langsung mengungkapkan perasaanku kepada wanita yang aku suka
walaupun kami baru dekat beberapa hari atau beberapa jam. Aku selalu
mengungkapkan perasaan sukaku kepada wanita yang aku suka dan menanyakan apakah
dia mau menjadi pacarku karena aku tidak mau mengulang pengalaman yang
membuatku sakit hati, walaupun sering ditolak karena alasan yang sama yaitu
“kita baru aja kenal,mungkin terlalu cepat dan kayaknya aku gak bisa” itu yang
sering dibilang oleh wanita yang menolakku walaupun pada akhirnya tetap
menerimaku karena setelah itu mereka mengetahui perasaanku sehingga membuat
lebih mudah untuk menjalin hubungan. Pelajaran sangat berharga dari Cinta
Monyet(cinta masa kecil)ku jangan menunda-nunda untuk berharap sesuatu yang
belum pasti, pastikanlah terlebih dahulu lalu lakukanlah beberapa usaha untuk
mencapai apa yang telah menjadi harapan kita.